Senin, 17 Februari 2014

The Wealth of Nations


The Wealth of Nations atau lengkapnya Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations adalah karya terbesar Adam Smith yang terbit tahun 1776. Buku ini dianggap telah mengakhiri masa kejayaan merkantilisme yang memandang kemakmuran suatu bangsa terletak pada akumulasi emas. Kaum merkantilis telah membela pandangan bahwa Inggris harus melepaskan barang-barang untuk memperoleh emas. Tapi menurut Smith, hal itu salah. Suatu bangsa haruslah mengakumulasikan barang-barang dan bukannya emas. Emas, dalam pandangan Smith, pada dasarnya tidaklah ada gunanya bagi suatu bangsa, kendati mungkin berguna bagi individu. “Apakah kemakmuran yang sebenar-benarnya dari bangsa-bangsa?” Tulis Smith. “Kemakmuran tidak terletak pada emas, malainkan pada barang-barang”.
Lalu, darimana letaknya sumber kemakmuran itu? Adam Smith memandang pertama-tama tenaga kerja sebagai sumber kemakmuran. Adam Smith memberi perhatian besar kepada masalah pembagian kerja dan menyelidiki arti pembagian kerja bagi kehidupan ekonomi. Disinilah untuk pertama kalinya teori pembagian kerja dilihat sebagai dasar produksi massa. Pembagian kerja dan pengejaran kepentingan sendiri-sendiri mendorong petukaran. Dan pertukaran mendorong pembagian kerja. Sedang pembagian kerja secara intensif ini akan memperbesar produktifitas kerja. Akhirnya produktifitas kerja meningkatkan kemakmuran bangsa.
“Peningkatan kuantitas pekerjaan yang besar, sebagai konsekuensi pembagian kerja, yang memungkinkan sejumlah orang dapat melaksanakannya, disebabkan tiga hal: pertama, peningkatan keterampilan para pekerja; kedua, penghematan waktu yang biasanya terbuang karena perpindahan dari satu jenis pekerjaan ke jenis pekerjaan yang lain; ketiga, penemuan sejumlah besar mesin yang mempermudah dan mempersingkat pekerjaan, dan yang memungkinkan seorang pekerja mengerjakan pekerjaan banyak orang.” Dari pernyataan ini tidak hanya ditemukan analisa proses kerja tetapi juga menciptakan pekerja terperinci (spesialis). Kedua langkah itu tergantung pada skala produksi: tanpa kuantitas produksi yang cukup, analisa proses kerja menjadi tidak praktis. Tiap langkah meghemat waktu kerja. Penghematan paling besar justru pada analisa proses kerja, dan besarnya penghematan selanjutnya tergantung pada sifat proses kerja
“Dalam pandangan pembagian kerja, penggunaan sebagian besar tenaga kerja, yakni bagian terbesar dari masyarakat, ternyata hanya terbatas dalam beberapa kegiatan sederhana, sering hanya dalam satu atau dua kegiatan. Tetapi pemahaman sebagian besar manusia dibentuk oleh pekerjaan mereka sehari-hari.Seseorang yang hidupnya dihabiskan untuk melakukan beberapa kegiatan sederhana, yang dampaknya mungkin selalu sama, tidak berkesempatan untuk menggunakan pemahaman atau penemuannya untuk menanggulangi kesulitan yang memang tidak timbul. Ia tentu mengunakan kebiasaan-kebiasaan seperti itu dan biasanya tumbuh menjadi sebodoh dan setidakacuh mungkin.”
Peningkatan keterampilan pekerja menjadi dasar spesialisasi hingga batas yang dimungkinkan oleh ukuran besarnya pasar. Smith memberi contoh suatu pabrik peniti kecil tempat sepuluh orang yang diperlengkapi dengan mesin-mesin seadanya bisa menghasilkan 48.000 peniti sehari, sedangkan masing-masing orang, jika dia merajin secara terpisah dan bebas tentu tidak bisa menghasilkan duapuluh, barangkali hanya satu peniti sehari. Inilah asa yang terkenal mengenai pembagian kerja. “Bagaimana cara bisnis ini dijalankan, bukan saja seluruh pekerjaan merupakan bentuk yang khusus tetapi dibagi ke dalam sejumlah cabang yang sebagian besar merupakan bentuk-bentuk khusus. Satu pekerjaan menarik kawatnya, yang lain meluruskan, yang ketiga memotong, yang keempat meruncing, yang kelima melubangi di bagian kepala; untuk membuat kepala jarum dibutuhkan 2 atau 3 kegiatan yang berbeda, untuk memesangkannya adalah suatu kegiatan khusus, untuk memutihkannya adalah kegiatan khusus lain; bahkan adalah suatu kegiatan tersendiri lagi untuk membungkusnya dengan kertas; dan pekerjaan paling menurut dengan cara ini terbagi menjadi sekitar 18 pekerjaan yang berbeda, yang dibeberapa pabrik dilaksanakan oleh pekerja yang berbeda, meskipun di pabrik lain, pekerja yang sama melakukan 2 atau 3 kegiatan yang berbeda. Saya telah melihat satu pabrik kecil yang mempekerjakan 10 pekerja. Beberapa orang diantaranya melakukan 2 atau 3 kegiatan yang berbeda. Meskipun pabrik ini hanya memiliki peralatan sederhana, ia dapat menghasilkan 12 pon peniti sehari, stu pon terdiri dari 4000 lebih peniti ukuran sedang. Kesepuluh orang itu dapat membuat lebih dari 48.000 peniti sehari. Dengan demikian setiap orang membuat sepersepuluh dari ke-48.000 peniti, itu dianggap membuat 48.000 peniti sehari. Tetapi jika mereka mengerjakannya secara terpisah dan tanpa mendapat pendidikan tentang bisnis ini, masing-masing mereka pasti tidak dapat membuat 20 batang, bahkan mungkin juga tidak dapat membuat satu peniti dalam sehari..”
Menurut Adam Smith, pembagian kerja kapitalis muncul karena superioritas teknologi. Namun demikian, superioritas pembagian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang lebih terspesialisasi secara rumit itu hanya dibatasi oleh besarnya pasar.
Istilah lain yang terkenal muncul dalam buku The Wealth of Nations ini adalah keyakinannya tentang invisible hand atau “tangan yang tak tampak” yang bekerja dalam kehidupan ekonomi, bertindak dengan cara sedemikian sehingga setiap orang, meskipun berusaha mengejar kesejahteraan yang maksimum, tapi hasil bersih dari usaha-usaha itu akan berupa kesejahteraan maksimum bagi masyarakat seluruhnya. Tangan yang tak tampak ini tidak lain adalah pasar itu sendiri.
“Setiap orang berupaya untuk menggunakan modalnya sehingga menghasilkan nilai yang paling tinggi. Biasanya ia sama sekali tidak merniat untuk meningkatkan kepentingan umum dan juga tidak tahu sejauh mana ia bergerak ke arah itu. Ia hanya mementingkan diri sendiri dan mengejar kebahagiaan sendiri. Ia tanpa disadari dibimbing oleh ‘Tangan yang tak tampak’, yang bukan merupakan bagian dari keinginannya. Deangan mengejar kepentingannya sendiri, seringkali ia meningkatkan kepentingan umum lebih efektif daripada bila ia secara sungguh-sungguh berusaha melakukannya.”
Secara umum, invisible hand merupakan ekspresi dari individualisme ekonomi. Diktrin invisible hand merupakan suatu konsep untuk menjelaskan mengapa hasil mekanisme pasar terlihat begitu rapi dan tertib. Pandangan Smith mengenai fungsi penggerak mekanisme pasar ini telah mengilhami para akar ekonomi modern, baik mereka yang setuju maupun yang menentang paham kapitalisme.
Karya Adam Smith, Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations mencerminkan ideology kapitalisme klasik. Smith menganjurkan untuk membongkar birokrasi Negara dan menyerahkan keputusan-keputusan ekonomi kepada kekuatan-kekuatan pasar yang mengatur dirinya sendiri secara bebas. Smith memang mengakui kekurangan-kekurangan kaum bisnis, tetapi ia pun berpendapat bahwa kaum bisnis hanya akan membuat kesalahan kecil saja bila dunia usaha ditandai oleh persaingan bebas. Dalam pandangan Smith, keuntungan pribadi dan kesejahteraan umum dapat diserasikan oleh kekuatan-kekuatan impersonal kompetisi pasar.
Smith menyinggung konsep pertumbuhan struktur sosial dan ekonomi semacam monopoli ketika dia mencela orang-orang yang berada dalam perdagangan yang sama yang bersekongkol untuk menaikkan harga tiruan, tetapi dia tidak melihat implikasi luas dari praktik-prektik semacam itu. Pertumbuhan struktur-struktur ini, dan khususnya struktur kelas, menjadi tema sentral dalam analisis ekonomi Marx. Adam Smith membenarkan keuntungan kapitalis dengan lebih banyak mesin dan pabrik untuk kebaikan umum. Dia mencatat perjuangan antara pekerja dan majikan dan usaha-usaha kedua pihak untuk ikut campur tangan dengan pasar. Pada titik inilah Marx melancarkan kritik atas pandangan Smith.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar